Sabtu, 23 Juli 2011

Istana Kerajaan Pelalawan


 











 

Istana Kerajaan Pelalawan (Istana Sayap)


Istana Kerajaan Pelalawan
Istana Kerajaan Pelalawan
Kabupaten Pelalawan – Riau – Indonesia
A. Selayang  Pandang
Istana Pelalawan merupakan bukti peninggalan bersejarah keberadaan Kerajaan/Kesultanan Pelalawan di Desa Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, yang telah direkontruksi ulang keberadaannya. Istana ini didirikan pada masa Pemerintahan Sultan Assyaidi Syarif Hasim (1892—1930 M), raja ke-11 Kerajaan Pelalawan, pada tahun 1910. Sejak Indonesia merdeka, kekekuasaan Kerajaan Pelalawan, baik secara politis maupun kultural, akhirnya berakhir, karena telah terintegrasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena faktor inilah, bangunan istana menjadi tak terawat dan akhirnya runtuh.
Untuk mengenang sejarah Kerajaan Pelalawan dan mengembangkan nilai kebudayaan dan pariwisata, Istana Pelalawan yang telah runtuh akhirnya dibangun lagi (direkonstruksi) pada tahun 2003. Pembangunan ini seluruhnya didanai oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (Riau Pulp) dan selesai pada tahun 2007. Istana yang juga sering disebut Istana Sayap Pelalawan ini dibangun tepat di situs sejarah Kesultanan Pelalawan, sekitar 30 km dari Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Dalam sejarahnya, Kerajaan Pelalawan dahulu bernama Kerajaan Pekantua Kampar. Ibu kotanya terletak di Tanjung Negeri. Pada tahun 1725 M, ketika Maha Raja Dinda II berkuasa, ibukota kerajaan ini dipindah dari Tanjung Negeri ke daerah Sungai Rasau (salah satu anak Sungai Kampar). Konon, daerah ini merupakan daerah yang dipercayai telah dilalaukan (dicadangkan/ditandai) sebagai pusat kerajaan baru oleh raja sebelumnya yang bernama Maharaja Muda Lela. Dengan pemindahan ini, Maha Raja Dinda II (Raja yang berkuasa pada saat itu) mengumumkan bahwa kerajaan berganti nama menjadi Kerajaan Pelalawan (pelalauan). Sejak saat itulah nama Pekantua Kampar tidak dipakai lagi dan diganti dengan nama Kerajaan Pelalawan.
B. Keistimewaan
Istana Pelalawan merupakan bangunan megah yang berdiri di atas lahan seluas dua hektar. Keunikan istana ini adalah bangunannya yang terdiri dari empat tiang. Empat tiang ini merupakan simbol bahwa kerajaan memiliki empat orang wakil. Selain itu, bangunan istana ini terdiri dari tiga bangunan yang berdekatan, yaitu bangunan utama sebagai Balai Penghadapan (tempat para tamu dan masyarakat menghadap raja), Balai Panca Persada, dan Balai Rung Sari (tempat bermusayawarah dan memutuskan perkara yang menyangkut urusan masyarakat).
Hingga saat ini, Istana Sayap Pelalawan belum memamerkan koleksi benda-benda bersejarah di dalamnya, alias masih kosong. Namun di masa mendatang (rencananya tahun 2008 ini), Pemerintah Daerah setempat berencana memamerkan koleksi benda-benda bersejarah istana, di antaranya keris, pedang, tombak, Arca Batu Bertapa, baju kebesaran Sultan Pelalawan, serta replika benda-benda bersejarah peninggalan istana lainnya.
Tidak terlalu jauh dari kompleks istana ini (sekitar 50 meter), wisatawan juga dapat berkunjung ke tempat bersejarah lainnya, seperti Masjid Hibah yang dibangun pada tahun 1936 di Desa Pelalawan. Di belakang masjid ini terdapat Kompleks Makam Raja-raja Pelalawan, di antaranya makam Assyaidi Syarif Hasyim (1894—1930), makam Said Osman (1931—1940), dan makam Syarif Harun (1940—1946).
C. Lokasi
Istana ini terletak di Desa Pelalawan, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan, Propinsi Riau, Indonesia.
D. Akses
Istana Pelalawan berjarak sekitar 30 km dari Kota Pangkalan Kerinci (Ibukota Kabupaten Pelalawan). Untuk menuju kompleks Istana ini, wisatawan dapat menggunakan angkutan umum dari Pangkalan Kerinci menuju Desa Pelalawan. Di Desa Pelalawan, pengunjung dapat menggunakan jasa ojek ke kompleks istana.
E. Harga Tiket
Masih dalam konfirmasi
F. Akomodasi dan  Fasilitas Lainnya
Di area kompleks istana ini tersedia toilet, masjid, dan lahan parkir yang luas.